Rabu, 29 Februari 2012

Journey

12.45
Soekarno-Hatta International Airport Waiting Room

Aku sedang tidak ingin banyak bicara...
sedari pagi tadi memang banyak yg mengganjal...
yg sepertinya tdk ingin lepas dari fikirku...
entah apa...
Aku memang terlalu ceroboh,
terlalu teledor...

Berulang kali sudah aku cek semua barang2 yg harus ku bawa dr tadi malam...
beres, tak ada yg lupa sepeserpun...
Lalu ketika hendak membayar airport tax,,,
tunggu! Oh God.... dompet ku mana? <gaya iklan mie sedap 'ayam'>
Aku sepertinya meninggalkan dompet ku di toko bakpia tadi sebelum ke bandara...

20 menit lagi pintu keberangkatan akan ditutup dan perjalanan dr kontrakan-bandara memakan waktu yg hampir sama! Panik!!!! Tak serecehpun uang ada di saku jaket atau jeans ku :(
Segera memikirkan solusi dan menyusun rencana, 
Rencana A, Menghubungi seorg teman di kontrakan utk mengambil dompet ku di toko bakpia dan mengantarkannya ke bandara, karena adikku yg baru saja pulang mengantarku masih dalam perjalanan dan dia tdk menjawab panggilanku. Untunglah HP q tdk ikut tertinggal dan pulsa terisi penuh! Segera ku hubungi temanku itu.

Sembari menunggu temanku mengangkat teleponnya, secepat kilat aku berfikir jk rencana A tidak bs dijalankan dgn baik, ntah itu teman q tdk kunjung menjawab panggilan atau waktu 20 menit tdk mncukupi untuknya sampai di bandara, maka aku akan menjalankan rencana B! Berterus terang kpda petugas ttg dompet yg tertinggal dan butuh waktu > 20 menit untuk seseorang mengantarkannya ke bandara. Llau dengan wajah memelas meminta agar aku tetap diperbolehkan masuk pesawat tanpa membayar dulu airport tax nya <siapa guueeehhh boleh gk byar? >Karena tdk bs meninggalkan KTP,  KTM, SIM atau tanda pengenal lainnya, mk aku hanya bs meninggalkan secarik kertas bertulisankan nama lengkap, laamat kos dan kampus, lalu jk itu masih kurang, akn ku tinggalkan jam tangan kado ultah kemarin dr org2 rumah dgn sgat berat hati sbagai jaminannya. Masih belum cukup? dengan terpaksa sekali akan menjaminkan benda pling berharga yg saat itu ku pegang , ponsel Nokia 5320 XpressMusic. Aku bukan pejabat yg mungkin bs menjaminkan sesuatu yg lbih berharga. Aku jg bkan artis terkenal yg mungkin bs meluluhkan hati petugas agar bs masuk tanpa membayar.

Cukup 2 rencana itu saja yg terlintas dlam otakku, dan untungnya aku tak perlu melakukan rencana B karena
16 menit kemudian pahlawan tanpa tanda jasaku hari ini, Afika Sari dengan gagahnya menyerahkan dompet ku yg jg merupakan kado ultah darinya dan seorg tman lainnya. So thank you so much I'm sorry goodbye sista :p

Bergegas menuju loket dan Hei!!! Petugasnya bilang boarding ku kurang satu yg tujuan ke jakarta. Balik lg ke tempat chek in untuk menanyakannya dan untunglah boarding itu ku jatuhkan, entah di mana dan ditemukan oleh petugas.. terimakasih Mas :) Untungnya lg, boarding yg jatuh td bkan yg tujuan ke Pangkalpinang! Akan tambah ruwet untuk mengurusnya di sini.

Ah, Melayu...seperti yg pernah dikatakan seorang guru SMP ku tentang Melayu..dalam setiap kesusahan yg menimpanya, masih saja ada kata 'untung'

***
Aku ini memang sering lupa dan ceroboh...
terlalu sering mencecerkan hal2 penting entah dimana-mana...
Seperti halnya padamu, aku sering meninggalkan ingatan tentangmu di setiap tempat yg aku singgahi...
di dalam kamar, dapur, di sepanjang jalan, di perempatan traffic light  bahkan aku masih saja mencecerkanmu di sini, di lembaran2 buku catatan skripsi yg saat ini ku isi dengan hal yg jauh 'melenceng' dari seharusnya, sebelum ku cecerkan lagi kamu di postingan blog ku kali ini. Hahaha :D <lembaran2 ini harus segera q sobek dr buku sebelum lupa dan nanti malah terbaca dospem q :-p >

***
Di sebelah ku duduk seorang gadis manis berdarah tionghwa yg sdang berbicara dgn teman di sebelahnya. Dari logat mereka, ku tahu bahwa mereka adalah orang Bangka, sama sepertiku. Yah, tanah ku memang dihuni banyak warga keturunan Tionghwa. tapi aku sedang malas mengobrol, bahkan sekedar menyapa. Tak jauh di depanku juga rombongan ibu2' dari Bangka yg asik berbicara. Tapi sekali lagi aku katakan bahwa aku sedang malas bersuara. Hanya senyuman yg ku lontarkan pada mereka, karena menurutku, senyuman itu sdh setara dengan kata 'Hai'

Oh iya, tadi di pesawat menuju Jakarta, aku bersebelahan dengan Rahmat. Manis, lucu sekali :) Tak bosan memandanginya terus sepanjang penerbangan sambil khayalku melambung kesana kemari. Melihat senyumnya, mendamaikanku. Dia menarik2 jaket dan halaman terakhir majalah yg sdang ku baca sambil tersenyum, lucu sekali! Yah, si Rahmat, bocah berumur 8 bulan yg belum punya gigi itu berhasil membuatku jatuh cinta hari ini :)
***
Seorang bapak di depanku ini kelihatannya org yg super sibuk sekali! Dari td tak henti bercakap dgn org di ponselnya, lawan bicaranya pun ganti-ganti. ia mengatakan tentang meeting, rapat staff, jadwal, klarifikasi, reaksi, jabatan, pergantian, jadwal dan satu kata yg awalnya ku anggap tak nyambung dgn pembicaraannya adalah 'permen' ! Hah??? kok nyambung ke permen sih Pak. Dasar memang lola, tak lama setelah itu barulah aku sadar, mungkin yg dimaksudkan 'permen' oleh bapak itu adl Peraturan Pemerintah...
Seorang bapak yg lain yg menarik perhatianku adalah seorang bapak dengan kuku jempol tangan sebelah kiri yg sangat puanjaaaaang! kira2 10 cm deh, klo' dijadiin nanometer = 100.000.000 nm <hadeh-hadeh, penting gitu??? > Heran, kok kuku dipanjangin ampe segitunya sih???

Filosofi Kopi nya Dee yg rencananya akan ku baca di rmah bahkan sdh ku lahap habis barusan. Untung ada lembaran kosong dalam buku catatan ini dan sebuah bolpoint yg bs sdkit mengurangi rasa bosan yg bercampur dgn rindu ini....
***
Panggilan penerbangan menuju Pangkalpinang. Ku tutup buku catatanku dan memasukkannya di dalam tas, bersiap naik pesawat dan hei!!! ternyata aku kembali mencecerkanmu di ruang tunggu ini :)

Welcome Home ^_^

Selasa, 28 Februari 2012

Escape From Jogja

10.25 PM

Selembar kertas itu kupandangi lagi, 29 Februari 2012, 09.25 AM...Tepat 11 jam lagi dari detik ini. Ada banyak 'rasa' campur aduk yg sebenarnya ingin ku tuliskan malam ini. Penuh! Aku harap besok akan menemukan senyum baru yg lebih lepas. 

Ah, rumah selalu menyimpan rasa rindu mendalam, tidak akan pernah terhitung dan habis.

Meninggalkan sakit, sepi dan bosan yg berlumut selama berbulan-bulan ini. Menggantikannya dengan tawa, ramai dan bahagia mulai esok. Meninggalkan kamu, dan menemukan dia. 

Seperti yang diajarkan Ibu tentang ketegaran....
Seperti yang diajarkan Bapak tentang kemandirian...
Seperti yang diajarkan Ibu tentang menjadi tegas tanpa kekasaran...
Seperti yang diajarkan Bapak tentang menjadi keras dengan tetap lembut di dalam hati...
Seperti yg diajarkan mereka tentang menjadi sederhana tapi tetap 'kaya'...

Seseorang yang selalu percaya bahwa aku bisa bahkan dengan kepercayaan diri terkecilku...
yang selalu membiarkanku bermimpi sesukaku...
yang membebaskan duniaku dengan tetap memegang tali ikatannya...
yang benar2 mengajarkan ku arti kejujuran, arti keadilan...
yang mengajarkan pada ku mana yg hak dan mana yg bukan...
Seseorang yang ku panggil Bapak....

Seseorang yang selalu mengusahakan yg terbaik untukku...
yang mengajarkan ku tentang arti kepedulian dan ketulusan...
yang menjadikanku terbiasa bertahan dalam kegoyahan...
Seseorang yang ku panggil Ibu...

Ah, aku bahkan belum sedikitpun menjadi seperti yang mereka harapkan....

Minggu, 26 Februari 2012

Hari esok setelah lusa

Ini program bener2 nggak bisa diajak kerjasama -_-"
udah di otak-atik kemana-mana, hasil yg keluar beda-beda semua :(
minta helep Bapaaaaaaakkkk T_T
***
Butuh suntikan semangat tambahan, yg nggak bakal bisa didapetin di Jogja. Meskipun sedikit nekat meninggalkan beberapa hal penting di sini, tapi saya benar2 butuh 'rumah'. Benar2 butuh 'pulang'. Saya ingin mencari 'bahan bakar' di tanah yg selama ini menguatkan saya, menumbuhkan saya hingga seperti ini.

Hari itu, saya akan pulang, tanpa memberi tahu mereka. Karena mungkin saat pertama kali kembali menginjakkan kaki di tanah itu, saya akan menangis sejadi-jadinya kerena rindu yg begitu dalam. Saya ingin menikmati tangis itu sendirian. Lalu membiarkan diri sebentar untuk kembali menikmati teriknya mentari yg menyejukkan. Sudah banyak yg berubah, namun tanah itu tetap 'rumah pulang' saya....

Saya akan kembali menyusuri jalan2 yg mengajarkan banyak hal kepada saya. Saya akan kembali mengenang jalan2 yg pernah menjadi semangat untuk saya hingga bisa mencapai titik ini. Saya akan menenangkan hati, otak dan fikiran sebentar sebelum kembali lagi ke tanah singgah, Jogja. 

Saya akan berjalan kaki dari Gang menuju ke rumah, menyapa semua orang yg sudah lama tidak saya jumpai. Mampir di toko depan rumah saat sang pemilik toko itu kembali memanggil saya dengan panggilan 'Unyil', atau ada juga yg masih memanggil saya dengan panggilan 'Boy'....Hei! saya ini sudah besar dan bukan anak laki-laki! Hahaha :) Tapi tak apa, saya menyenanginya, saya menikmatinya, selama saya ada di 'rumah'.

Saya akan kembali mendengar berisiknya Bapak yg membangunkan saya di pagi hari. Saya akan kembali mendengar ocehan Ibu' menyuruh saya mandi. Saya akan kembali mendengar cerewetnya kakak perempuan saya saat menyuruh mencuci piring atau menyapu rumah. Saya akan kembali makan 5 kali sehari , pagi, siang, sore, habis maghrib dan malam tanpa bingung mau makan apa, dimana dan harganya berapa :-p .

Tidak akan lama, lalu saya akan kembali. Kembali menyelesaikan janji2 saya pada orang2 yg saya cintai. Kembali mewujudkan mimpi-mimpi itu. Namun kali ini saya benar2 harus 'pulang', sebentar saja...

Hari itu, hari esok setelah lusa....Hari dimana saya akan meninggalkan sebentar 'kertas-kertas' itu, serta rasa bosan, jenuh dan rindu setelah 15 bulan tidak melihat 'rumah'.
Jembatan Pahlawan 12 Kota Pangkalpinang

Sedikit coretan tentang pilkada di tanah kelahiran


Membaca awalan sebuah artikel dari kompasiana.com tentang pemilihan Gubernur di tanah kelahiran saya,


"Jika Hasil Quick Count tidak meleset Eko Maulana Ali akan menjabat kembali sebagai Gubernur Bangka Belitung. Dengan memperoleh suara hanya 32 persen, pemerintahan daerah yang nantinya terbentuk adalah sebuah pemerintahan minoritas. Pemerintahan yang hanya merepresentasikan 32 persen rakyat Bangka Belitung, sedangkan 68 persent sisanya tidaklah direpresentasikan oleh pemerintahan yang nantinya akan dibentuk. Mayoritas rakyat Babel sebenarnya ingin perubahan."

........

"30 persent Rakyat Babel lebih senang seorang gubernur yang memberi izin kapal isap dan dalam lima tahun pemerintahannya gagal mewujudkan janjinya untuk memperbaiki listrik yang sering padam di Bangka Belitung. Walau cuma 30 persent yang ingin pemerintahan EKO terus, tetapi ada 70 persent yang harus merelakan mimpinya melihat babel dipimpin pemimpin yang baru gigit jari "
***
Ah, saya tidak mengerti politik Bapak-bapak. Saya hanya seorang mahasiswa biasa yg juga biasa dikelilingi oleh yg namanya permainan politik busuk, entah itu hanya sekedar politik kampus bahkan politik di negeri ini yg benar-benar busuk! Saya hanya seorang rakyat jelata yg ingin negerinya ini dipimpin secara BERSIH oleh orang-orang yg bukan hanya mementingkan isi perutnya sendiri dan isi perut 'koloni-koloni' nya. Saya hanya seorang anak ingusan yg ingin bisa menuntut ilmu sebanyak-banyaknya dan melihat teman-teman saya yg lain yg lebih kurang beruntung untuk bisa mengenyam bangku sekolah, menikmati masa2 kuliah dan mendapat pekerjaan yg layak di negerinya sendiri, bukan menjadi babu di negeri orang, bahkan di negerinya sendiri!

Kebetulan saya sedang tidak berada di tanah kelahiran ketika tanggal 23 kemarin sedang ada 'pesta' yg katanya Demokrasi itu, untuk memilih pemimpin nomor 1 di tanah kelahiran saya tercinta, Bangka-Belitung. Jika pun berkesempatan memilih, entah siapa yg bisa benar2 dipercaya di antara Bapak-bapak sekalian yg PANTAS menjadi seorang Gubernur! Hei, Bapak-bapak yg kemarin menjadi calon, seberapa dalam kantong kalian sudah dirogoh untuk biaya kampanye dan 'LAIN-LAIN' kemarin? Hei pasangan Bapak yg kelak akan terpilih, seberapa banyak waktu yg kalian butuhkan untuk mengembalikan uang-uang kalian yg kemarin terkuras dalam kampanye???? Hei Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian yg menjadi pemimpin dan wakil rakyat Indonesia di manapun kalian berada, kapan kalian akan BENAR-BENAR menjadi pemimpin yg sakinah mawaddah warrahmah? #eh , maksud saya kapan kalian akan BENAR-BENAR menjadi pemimpin dan wakil rakyat yg 'merakyat', bukan 'memartai' atau 'menggolongan'???

Kembali ke pemilihan Gubernur di tanah kelahiran saya, beberapa hari sebelum pemilihan diadakan live debat calon di salah satu televisi swasta terkemuka. Saya tidak sempat menyaksikan dari awal, hanya segmen2 terakhir, dan apa yg ingin membuat saya terbahak-bahak adalah, omongan dari beberapa calon yg sangat standar, bahkan di bawah standar! Hei Bapak saya yg terhormat, saya juga bisa jika hanya berbicara 'angin' seperti itu, anak SD juga bisa! Dan satu hal lagi adalah tentang statement dari salah seorang calon yg mngatakan " Saya akan membersihkan praktek KKN di segala bidang, terutama dalam perekrutan pegawai pemerintahan". Halllooooooooo!!! Bapak saya yg ganteng, gak nyadar atau pura2 gak nyadar sih kalo' kemaren semasa jabatan bapak <ups, ketauan deh siapa -_- >, betapa maraknya itu yg namanya NEPOTISME dan ketimpangan2 di bidang pendidikan yg saya alami sendiri!

*ngucap* sabar Fa sabar.....

Saya hanya ingin tanah ini menjadi tanah yg memberikan kenyamanan dan keamanan bagi rakyatnya. Dimana setiap anak bisa tertawa dan bermain lepas tanpa memusingkan KEZALIMAN-KEZALIMAN yg mungkin akan dialaminya tanpa sadar oleh pemimpin  mereka. Dimana setiap anak bisa tumbuh menikmati tiap masa mereka dengan kejujuran. Yah, kejujuran, karena itulah kunci utama dalam setiap hal.

Akhir kata, saya yg tak berdaya ini hanya bisa berdo'a agar apa-apa yg Bapak-Ibu sekalian kerjakan selama ini mendapat HARGA atau BALASAN yg setimpal, entah itu di SURGA atau NERAKA. Karena pengadilan Allah lah seadil-adilnya pengadilan. Yah, hanya itu saja, terimakasih :)

*sebuah catatan saat galau*

Jumat, 24 Februari 2012

tentang dia

dia yg akan pertama kali kau lihat senyumnya ketika kau bangun dari tidur malammu....
lalu dia juga yg akan menghidangkan secangkir teh hangat kesukaanmu dan mengoleskan selai cokelat-kacang  ke roti untuk sarapanmu....
dia yg akan melepasmu dengan senyum termanisnya di depan pintu saat kau akan pergi kemanapun...
dia yg akan mengingatkanmu untuk tidak lupa makan siang disela2 kesibukanmu yg padat luar biasa itu...
dia yg akan dengan setia, selalu menanti kepulanganmu sambil merawat dan menyiram mawar2 putihnya yg sedang mekar di halaman kecil di depan rumah kalian...
dia yg akan menghidangkan makan malam sederhana, menemani dan menungguimu menghabiskan santap malam sambil mendengarkan kisah sibukmu seharian tadi...
dia yg akan menjadi makmum dan yg mencium punggung tanganmu dalam 5 waktumu...
dia yg  akan kau lihat terakhir kali sebelum kembali menikmati istirahat malammu...
dia yg akan kau bangunkan disepertiga malam terakhir kalian...
dia yg  selalu kau sebut dalam doa2mu,,, dan dia yg slalu menyebutmu dalam tiap doa2nya...
dia yg selalu ingin menjadi terbaik untukmu,,, dan dia yg slalu kau inginkan untuk menjadi yg terbaik baginya...
dia yg akan selalu berusaha menghadirkan senyummu...
dia yg akan menghidupkan hidup dan matimu.....



Yogyakarta, 24 Februari 2012

* Sebuah catatan tentang dia yg sedang menunggumu, sapalah ia dalam setiap do'amu :) *
* Sebuah catatan dari dia, yg entah siapa...dan untuk kamu, yg jg entah siapa *



Kamis, 23 Februari 2012

Sore ini

Seperti biasa,  hampir sore dan aku masih berkutat tak jelas dengan 'kertas2' juga program2 yang tak kunjung bersahabat itu. Seharusnya, disela-sela waktu seperti itu aku hanya perlu mengirimkan pesan singkat berisi 2 tanda baca, 'titik dua' dan 'buka kurung' saja padamu untuk sekedar memberitahukan bahwa aku sedang tidak baik-baik saja. Tapi sepertinya hal itu akan menjadi sangat tidak lucu karena apa peduli mu padaku?

Kau masih tak pernah terlihat. Padahal aku hanya butuh sedikit saja senyum dan kata 'semangat' darimu  untuk sedikit menyegarkan otak dan hatiku. Baiklah.... Aku kembali ke kertas2 ku sembari menunggu hujan sedikit reda. Dan hei!!! Aku sepertinya mencium wangimu dan yah, ada kamu! 

 ***

Setelah itu aku segera berkemas, memasukkan semua barang2ku ke dalam tas. Seperti kehabisan 'mood', aku tiba2 malas dengan semua kertas2 ini. Tak usahlah menyapa atau berbasa-basi seperti yg kuharapkan, bahkan sekedar tersenyum pun tidak. Kau hanya menoleh dan seperti tak melihat siapa-siapa.

_Diacuhkan itu, lebih menyakitkan daripada benar2 disakiti_

Rabu, 22 Februari 2012

Mimpi ku akhir2 ini sangat tidak bisa ditolerir. Jika kemarin bermimpi bersepeda dari jalan SMA, melewati SD ku dulu dan sampai di rumah, lalu tadi malam bermimpi tanding basket di SMP ku  -_-"
ruang kelas D'Blackit tercinta :)
tempat pertama kali mengenal 'Budi'
ini Budi , ini ibu Budi, ibu Budi pergi ke pasar :)

Selasa, 21 Februari 2012

Dan rindu itu seperti luka yg semakin parah jika kau biarkan menganga....
dan mungkin saya benar2 harus pulang kali ini
mungkin saya benar2 harus pulang....
yah, hanya itu yg saya butuhkan...

*melihat-lihat kalender*

Hujan sore ini

Aku berkemas, memasukkan buku2, alat tulis dan laptop ke dalam tas hitam lusuhku. Hujan, dan sudah lebih dari sore, seperti biasa. Ruang itu mungkin akan menjadi salah satu tempat kenangan berarti bagiku suatu saat nanti jika mengenangnya. Jika kamu ingin mencariku, datang saja sesukamu. Aku akan selalu ada, duduk 'manis' di salah satu pojok ruang itu sedari pagi hingga sore dengan kertas2 dan camilan yang berserakan di atas meja dan setia menghadap laptopku. Ah, tapi kamu tak akan pernah datang, sekedar lewat pun tidak. 
Sudah hampir senja, dan kau tak kunjung terlihat. Ah sudahlah.... Ku kenakan mantel ku lalu ku tinggalkan sepiku bersama hujan sore hari ini di ruang itu.

Jumat, 17 Februari 2012

Past

Salah satu dari sekian banyak hal yg menyenangkan hari ini adalah, masih diberi kesempatan berkumpul dengan teman-teman lama, lalu tanpa sengaja terpaksa untuk mengingat2 masa lalu kita yg ternyata 'lucu'. 3 - 4 tahun yang lalu, sepertinya belum terlalu lama, tapi ketika mengingatnya di masa2 sekarang, dmana org2 skitar kt sdh berganti dan umur pun tak bs disebut remaja lagi, bisa membuat kita tersenyum dan kadang menertawakan perilaku kita sendiri di masa lalu. Do you feel the same?

Seperti yang sering saya katakan pada diri sendiri, bahwa masa lalu itu bukan untuk dilupakan. Ia harus tetap ada, menjadi kenangan dan pembelajaran bagi kita untuk menghadapi masa sekarang dan masa depan.

Tiba2 jadi rindu dengan teman2 SD, SMP, SMA...dan akan selalu rindu semua tentang rumah. Seperinya perlu mempercepat pemenuhan janji2 di sini lalu segera kembali ke tanah kelahiran tercinta. Rekor terlama gak mudik2 selama hampir 4 tahun ini :-(

Ayo ayo semangat Fa!!!!!!!!!!!!

Rabu, 15 Februari 2012

Apa aja

Salah satu hal yg mungkin bisa sedikit menghibur disaat2 jenuh dan bosan seperti ini. Menulis, apa saja... Bahkan hanya sekedar menuangkan kata2 gak jelas seperti sekarang ini. 1 novel yg biasanya bisa ku lahap dalam 2 hari, kali ini sudah satu bulan mejeng di rak buku tanpa tersentuh. A Cup of Tea_Menggapai Mimpi yg seharusnya bisa ku habiskan dalam 1 hari pun masih belum selesai ku baca, dan Kiriman #DearMama7 yg nyampe' Jum'at kemaren baru sempat ku baca 2-3 surat. Bukan tak sempat, tapi rasanya sedikit bersalah jika aku sanggup menghabiskan 3 bacaan itu dalam waktu singkat sedangkan 'kertas-kertas' ini belum beres juga ku baca dan ku pahami. Sementara itu bahan presentasi untuk Jum'at besok belum juga penuh ku kuasai. 

Jam 9 pagi td berangkat ke kampus, dan baru balik lagi ke kontrakan jam 5 sore. Ngapain aja seharian? Males cerita ah. Makan siang pun dirapel jadi makan maghrib, hingga jam 11 mlam td kelaparan lg, terpaksa obrak-abrik kulkas, cari bumbu, bikin nasi goreng seadanya.

Sampai di kontrakan, buka laptop lagi, 'ngonek'-in modem, googling tugas dr dosen, eh si mbah google jg gk ngerti jawaban e. Badan udah gak enak n capek banget, lepas Isya' matiin lampu kamar, berencana tidur lebih awal. Bolak balik badan di kasur, angkat kaki ke dinding, 'nyetel' musik SeTeEm, masih aja gak bisa tidur, pikiran kemana-mana, padahal badan udah pengen roboh banget. Alhasil buka2 'kertas' lagi, ngernyitin dahi lagi, bingung lagi, 'galau' lagi...

Ujung2nya malah curcol geje sama 2 temen kontrakan, mulai dr ngomongin 'ekstrem' diam atau eksrem heboh lah, penyakit paronritis atau apa lupa' namanya, ngomongin kehamilan lah <wanita banget yah??>, ngomongin dosen ini itu lah, pokok e ngalor-ngidul tau2 udah jam 11, kelaperan, makan nasgor ala ALfa adanya.

Hari ini dapet kabar, satu lagi temen yg udah yudisium. temen dr SD, SMP, SMA... 3,5 tahun untuk kedokteran umum. Wawww!!! Yes She's great. Congratz Sist... Do'akan temanmu ini cepat menyusul :)

tepat 00.00, mau nyoba' mejemin mata dulu ah... Good night!

Senin, 13 Februari 2012

Tentang Semangat dan Motivasi

*Menghela nafas panjang*

Biasanya apa yg kamu lakukan saat pikiranmu benar2 sedang kusut? Saat kamu sedang resah, saat kamu butuh seseorang di sampingmu untuk menenangkan dan menyemangatimu?

Saya tiba2 ingat satu tahun yg lalu. Kamu tau apa? Tepat pada bulan ini, satu tahun yg lalu saat saya sedang benar2 butuh dukungan dan semangat darimu, kamu tiba2 pergi dan kabur begitu saja. Ah, sial! kenapa saya harus menyebut-nyebut kamu lagi. Tapi tenang saja, kali ini saya tidak butuh kamu. Benar2 sepeserpun tidak butuh kamu!

Beberapa menit setelah saya menuliskan 7 baris dalam postingan ini, sebuah video call masuk, dari siapa lagi kalau bukan dari orang rumah? :) Yah, Bapak-Ibu mu seperti tahu kegundahanmu walaupun kamu tak pernah mengatakannya, bahkan ketika jarakmu beribu-ribu kilometer jauhnya, terpisah beratus-ratus kota, mereka bisa merasakannya. Dan untuk saya, cukup mengobrol singkat dengan Bapak, bercerita panen  rambutan atau duku yg hanya ada masing2 1 pohon di belakang rumah, lalu berkisah dengan Ibu tentang harga durian yang di sana hanya 5ribu rupiah dapat 4 buah, sedangkan di sini, 1 buah saja harganya mencapai 20ribuan, kemudian mendengar suasana rumah yg selalu ramai...Ah, itu sudah cukup melegakan hati yg sedikit resah malam ini.

*Menyeruput habis segelas teh hangat*
Omong2, apa di dalam teh itu mengandung 'candu' ya??? kenapa setelah minum teh saya agak sedikit tenang?#KeluarJalurCerita

Lalu membuka-buka lagi mention dan SMS beberapa teman di twitter dan HP, membaca dengan penuh haru ucapan semangat untuk seorang saya yg kadang ragu dengan kemampuan diri sendiri, yg kadang memiliki rasa takut yg bukan pada tempatnya. Big thank's for you guys :) Yup! kita masih bisa berdiri tegak saat ini, salah satunya adalah karena dukungan dari org2 terdekat kita, dukungan dr org2 yg kita sayangi dan yg menyayangi kita. Mereka adalah yg kita panggil dengan sebutan keluarga dan sahabat-sahabat kita. 

Kemudian saya mengingat-ingat orang2 'besar' di sekitar saya yg menjadi inspirator dan motivator bagi langkah2 saya akhir2 ini. Saya bahkan belum sempat mengucapkan terimakasih kepada beliau2 ini. Someday I'll be like You, No...Not like, but better than You :)

*Selesai membaca beberapa kisah dalam A Cup of Tea-Menggapai Mimpi #StilletoBook *



Tengoklah ke sekeliling, akan ada orang yg hidupnya lebih kurang berada dan beruntung daripada kita, namun dia memiliki mimpi yang jelas, memiliki semangat yg pasti untuk mewujudkan mimpi2nya. Masalahnya adalah, "Do you dare to dream?!" Lihatlah ke dalam diri kita sendiri dan katakan "Yes, I do!"

Pada akhirnya saya ingin mengatakan, motivasi terbesar sesungguhnya ada di dalam diri kita sendiri. Kita tidak bisa menggantungkan motivasi sepenuhnya kepada orang lain, karena saat mereka tidak ada, bisa jadi itu membuat kita kehilangan motivasi bagi diri kita. Mereka memang bagian dari motivasi kita, tapi tidak yg utama, kita juga harus menemukan 'semangat' dari diri kita sendiri. Ketika kita sedang sedikit 'jatuh' ingatlah pada Bapak-Ibu dan keluarga yg senantiasa menyebut nama kita dalam do'a2nya, ingatlah sahabat-sahabat kita yg selalu ada dalam berbagi suka-duka dan semangat itu, renungkan kembali kata2 seseorang yg bisa menjadi motivasi kita, dan yang paling penting adalah melihat ke dalam diri kita sendiri kemudian memantaskan diri  untuk menjadi seperti apa yg kita impikan :)


Dan paling akhir,saya juga ingin bilang, kalau saya ternyata sama sekali tidak menemukan 'kamu' dalam 'mereka'.

Jumat, 10 Februari 2012

Masalah


Itulah mengapa orang bilang, "Masalah itu ada untuk dihadapi, bukan dihindari" . Seperti maut dan kematian yg tak bisa kita hindari pun sudah berlari kemana-mana <Pemisalan e serem banget yah>

Yah, masalah mendewasakan kita dengan caranya tersendiri. Masalah memberi kita ruang dan lebih banyak waktu untuk berfikir dengan banyak sudut pandang berbeda. Masalah mengajarkan kita bagaimana seharusnya menghadapi kehidupan yang sering tak ramah ini. Masalah membuat kita lebih menghargai keberadaan orang lain. Masalah akan selalu ada untuk kita selesaikan, bukan dihindari.

Entah seberapa sering kita menjauh dari suatu masalah, pasti kita akan kembali ke titik dimana masalah itu berada, atau bahkan kita dihadapkan dengan masalah yang lain yg tak kalah memusingkan dibandingkan sebelumnya, lalu kita menjauh lagi, menemukan masalah baru lagi, lalu menjauh lagi, dan menemukan masalah baru lagi hingga terus berputar seperti itu sampai di titik yg mau tidak mau kita harus menghadapinya, menyelesaikannya. 

Bagaimana menyelesaikan masalah????
Dengan cara menghadapinya, bukan lari dari masalah! Karena ia justu akan menjadi hantu jika kau lari darinya.

Oh iya, bagaimana dengan salah satu kata2 ini, sebuah motto dr perusahaan, "Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah". Apa iya??? Bagaimana menurutmu?

Kamis, 09 Februari 2012

Saya mungkin memang membutuhkan dia, seseorang yang tak pernah bisa membuat saya marah

Kamis, 02 Februari 2012

Sahabat Cilik

Akan selalu ada cara yang bisa membuatmu bahagia, dan itu sangat sederhana!

Kemarin sore, dengan seorang teman, saya mengunjungi lokasi KKN saya di wilayah Ngemplak, Sleman. Perjalanan sekitar 30 menit dari kontrakan saya di wilayah Condong Catur. Kamu tahu? perjalanan kita menuju tempat yang pernah kita singgahi lama, akan selalu membawa suatu rasa tersendiri. Sederhananya, seperti Jalan Pulang. Kamu akan merasakan suatu kebahagiaan yang sangat ketika menyusuri jalan2 itu, seperti bernostalgia bahkan dengan pohon2 yang kau lewati.

Melewati persawahan yg sejuk, mendung sore itu tidak mengurangi semangat ku untuk kembali ke tempat yang pernah aku diami selama kurang lebih 2 bulan bersama 9 orang teman baru dan keluarga baru (baca: kali ini,,27)

Tujuan kami kali ini memang sengaja ingin kembali mengajar TPA di sebuah Musola di dusun Kejambon Kidul. Ada sekitar 20-an santriwan-santriwati di TPA ini, dan seperti kebanyakan anak kecil lainnya, mereka sangat 'aktif' dan 'kreatif'! Entah berapa kali saya harus sedikit berteriak dan memelototkan mata ketika mereka berlarian dalam Musola, saling berantem satu sama lain, diam2 keluar kelas untuk jajan, menggangu temannya yg lain dan masih banyak 'keaktifan' yg lain. Saya bukan seorang pecinta anak kecil, tapi saya juga bukan tidak suka dengan anak kecil. Kadang mereka sangat lucu dan mengemaskan, tapi dilain waktu mereka sangat menyebalkan dengan 1001 kenakalannya. Saya pernah 'jatuh hati' dengan salah seorang bocah di tempat ini. Namanya Dimas, umurnya sekitar 9 tahun, dia masih duduk di kelas 4 SD. Saat TPA, dia sering berbuat kegaduhan di kelas dan dia pernah sengaja melemparkan bola plastik ke kepala saya. Saya sering menegur dan pernah menjewer telinganya sekali, namun itu saya lakukan bukan karena saya marah. Sejak pertama melihatnya, saya sudah jatuh hati, bahkan dengan kenakalannya.

Suatu sore saat saya masih KKN di sana, dengan beberapa orang teman kami berkeliling untuk pendataan penduduk. Ketika sampai di rumahnya Dimas, kami mengetuk pintu dan tidak ada jawaan dari dalam. Lalu, Dimas sedang bermain bola dengan beberapa sahabatnya dekat depan rumahnya langsung menyuruh kami menunggu, dan dia segera memanggil Ibunya. Ketika ibunya datang, kami dipersilahkan masuk dan langsung mendata keluarganya. Ibunya menyebut dirinya sendiri sebagai kepala keluarga dan nama Dimas serta neneknya sebagai anggota. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya bertanya, " Bapaknya Dimas Bu'? ". Ibu Dimas hanya menjawab dengan gelengan kepala sebentar. Dan entah kenapa saat itu saya lengsung berpamitan kepada Ibunya Dimas dan teman2 saya yg masih di dalam untuk pulang duluan. Lalu tanpa saya sadari saya meneteskan air mata, dalam perjalanan pulang ke rumah tempat tinggal saya di tempat KKN, saya teringat saat saya sering memarahi Dimas dan pernah menjewer telinganya. Ada perasaan bersalah dan sedikit kesedihan saat saya tahu saya pernah melakukan hal itu kepada seorang Dimas. 

Ketika teman2 yg lain sampai di rumah, mereka bertanya heran mengapa saya tadi langsung pulang duluan, dan ketika saya menceritakan alasannya, saya kembal menangis. Teman-teman yg lain tersenyum, lalu apa yg mengejutkan saya selanjutnya adalah pernyataan Bapak di tempat yg kami tinggali, beliau mengatakan bahwa ayahnya Dimas belum meninggal, tapi keberadaannya tidak diketahui, dan ibunya menjadi tulang punggung keluarga sekarang ini. Dan mendengar cerita itu, saya kembali meneteskan air mata. Dimas, dibalik kenakalannya saat bersama teman2nya, dia sangat patuh dan takut kepada ibunya. Tak pernah membantah perkataan ibunya, dibuktikan saat dia tidak pernah kelihatan di acara pertandingan bola dalam rangka  HUT RI yg diadakan pada malam hari. Saya bertanya kepada temannya di mana si Dimas, dan temannya menjawab," di rumah mbak, nggak dikasih ibunya nonton malem2". Setelah itu saya masih sering menegur dan sedikit memarahi dia ketika berkelakuan nakal, namun semua itu bukan karena benar2 marah, saya sangat menyayanginya, sama seperti menyayangi anak2 kecil lainnya di dusun kecil ini. Saya mendapat banyak pelajaran dari mereka, terima kasih sahabat2 cilikku :-)

Lalu, seperti rindu, kemarin sebenarnya saya ingin berjumpa kembali dengan Dimas. Tapi sayang dia tidak datang ke TPA kemarin, temannya bilang dia sudah pindah tempat TPA. Sedikit kecewa tidak dapat melihatnya kemarin, namun saya tetap masih bisa bahagia bertemu kembali dengan sahabat2 cilik saya yang lain, ada Fandra yg badannya kecil tapi sangat lincah dan sedikit 'garang', namun saya dapat melihat jiwa pemimpin yg baik dalam dirinya, si Nahar yang kecil namun pintar, ia pintar menggambar, pintar mengaji, di saat teman seusianya yg bru 7 tahun masih mengaji Iqro', dia sudah bisa membaca Al Qur'an, Nabila yg paling besar di TPA itu yg memiliki banyak piala di rumahnya, Lia, Okta, Fajar dan Andi, 2 kakak beradik yg sangat 'aktif' dan butuh cara khusus untuk membimbing mereka dalam belajar materi sekolah ataupun mengaji, kakak beradik yg saling mengasihi dengan cara mereka sendiri yg kadang terlihat 'lucu' di mata saya. Ada lgi si Rivan si mata lentik yg tatapan matanya sangat tajam, Wildan si endut, Salwa, gadis kecil yg pandai, pintar menulis, mewarnai dan menggambar. 

O iya, berbicara tentang Salwa, kemarin ia menghadiahi saya sebuah gambar. Saat di kelas TPA kemarin, saya duduk menghadap ke arahnya dan dia terlihat sibuk menggambar, 2 kali saya tegur namun ia tidak menghiraukannya. Saat saya lihat dia mulai menggambar wajah seorang wanita berjilbab, dengan motif garis di ciput, lalu ada motif daun di bagian samping bawah bagian kiri, kemudian ia menggambarkan wanita itu berkemeja dengan kancing2, lalu menggambarkan rok bergaris dikenakan wanita itu. Seperti mengenali gambaran wanita itu, saya langsung melihat jilbab, kemeja dan rok yg saat itu saya kenakan. Saya tersenyum dan saat melihat dia menuliskan nama 'Alfa' di pojok kiri atas gambar tersebut, saya langsung melemparkan senyum saya kepadanya. Dan ketika salaman berpamitan pulang, dia memberi kertas gambarnya kepada saya
Salwa menggambarkan mataku besar, apa karena aku sering melotot kepada mereka yah? :-p
Terima kasih Salwa, terima kasih Dimas, terima kasih untuk semua sahabat2 cilikku di dusun Kejambon Kidul :-)
Saat TPA waktu KKN dulu, bocah kecil paling depan yg sdg menoleh itu Fandra, yg pake koko kerah marun itu Dimas, dan gadis kecil berjilbab putih itu si Salwa :)

Give Up

They might not know, I've given up so many things in my life. I gave up my love, and I might give up on my dreams too...I think I've...