Senin, 28 Juli 2014

Mudik-part2

Menyedihkan itu, malam hari raya dengerin takbir dari yutub...
Pagi Idul fitri nyarap nasi+telor+kangkung
Sesiang hari raya malah nongkrong di atas kasur (red-tidur)

Ya, tahun ini tidak ada kata mudik...
dan pertama kali Idul fitri di Negeri orang. Bersyukur mayoritas penduduknya muslim...
Feel hari raya masih dapet walaupun berbeda dengan di rumah...
untungnya zaman sudah maju, bisa nelpon, video call, chatting. Cukup mengobati sepi, walaupun tetap ada yg kurang....
Ada sedikit pembelajaran berbeda yg tidak didapatkan ketika dekat dengan keluarga...
Selalu setiap salam lepas sholat, di kanan kiri saya ada Ibuk atau saudara perempuan saya...
Tapi kali tidak...Kamu tidak kenal mereka siapa, mereka tidak tahu kamu siapa...

Tahun ini, di tanah ini, saya belajar banyak hal....
saya memperbaiki banyak hal dalam diri saya sendiri sedikit demi sedikit.
kadang terfikir, kalau bukan di negara ini saya melanjutkan studi, saya tentu tidak akan belajar sebanyak ini...
Tuhan memang memiliki rencana terbaik untuk makhluk2nya... Itu yg selalu saya dan kita yakini bukan?

Masalah mudik, insyaAllah tahun ini saja yg sedikit agak complicated kasusnya sehingga saya putuskan untuk tidak pulang. Toh Idul Adha oktober nanti insyaAllah ada kesempatan dan waktu yg tepat untuk pulang ke rumah. Benar-benar ke rumah :) So, I'd better patiently wait and finish my thesis ASAP here...
win-win solution untuk saya, spv saya dan org rumah kan? hehehe... Kata orang sih, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian....

Well, perjuangan di tanah ini masih sangat panjang ceritanya... akan ada mudik di tahun depan, tahun depan dan tahun depannya lagi InsyaAllah.

ini, suasana halal bihalal di masjid tadi selepas solat Id... Alhamdulillah bisa makan gratis :D


Taqabbalallahuminna wa minkum.. Maaf lahir batin, Selamat hari raya Aidilfitri 1435 H, teman :)
Salam lebaran dari perantauan!

Minggu, 27 Juli 2014

Mudik-part1

Tanjung Malim,
Minggu, 27 Juli 2014

Hiatus yg panjang... debu udah nempel dimana2 *sambil bersihin blog*
Well, malam ini sempat mampir pun karena terlalu sayang untuk dilewatkan...

Menuju 1 Syawal 1435 H, ah tidak... sudah terhitung 1 Syawal kan???

Tradisi mudik itu sudah sangat melekat erat di keluarga kami. Ya, setiap tahun, setiap Idul Fitri, kami sekeluarga akan mudik ke kampung halaman Ibuk, Tanjung Raja, Sumatera Selatan atau yg lebih terkenalnya Palembang. FYI, di tanah Bangka memang banyak "wong kito galo". Secara, kami dulu memang tergabung dengan provinsi ini hingga tahun 2000 menjadi provinsi sendiri, Bangka-Belitung.

Dari zaman naek kapal Feri, jetfoil hingga sekarang ini pesawat dan mungkin nanti cukup melewati pintu doraemon saja, tahun-tahun mudik ini selalu kami lewati. Dan jika saya ingin menceritakan pengalaman2 di dalamnya, mungkin tidak cukup waktu sehari. Mulai dari cerita kehilangan barang di bagasi, yg berakibat akhirnya sampai sekarang Bapak saya tidak mau lagi meletakkan barang di bagasi kalau naik kapal. FYI teman, sistem bagasi di kapal tak seperti di pesawat. Amburadul! Sangat tidak teratur! Dan entah berapa kali kami rebutan kursi dengan penumpang lain. Lagi2 teman, ini karena sistem pelayanan transportasi umum kelas menengah ke bawah negeri ini yg menyedihkan, kurang terorganisir. Tiket dengan nomor kursi yang sama dijual pada orang berbeda. Akibatnya, harus ada yg mengalah untuk duduk di kursi plastik ekstra! Ya, kursi plastik orang2 kawinan itu. Itu juga kalau kursi ekstranya tidak penuh teman. Kalau penuh, dari yang tadinya lapang dada akan jadi sakit hati untuk terpaksa duduk berdesakan di kelas ekonomi, tanpa AC, bau keringat, rokok dan bunyi bising mesin kapal bersatu menguji "nyali" kita berpuasa.

Okeh, kita kembali ke topik semula....
Bahkan sejauh saya bisa mengingat, tidak pernah sekalipun kami (red-semua orang rumah kecuali Ibuk) merayakan Idul Fitri di tanah kelahiran kami, Pangkalpinang, Bangka. Tentu kami sering protes, sering meminta untuk berlebaran di rumah saja (red-Pangkalpinang). Dan anda tahu apa jawaban Ibuk saya teman??? Anda akan terharu mendengarnya hingga meneteskan air mata... Jadi lebih baik tidak saya tuliskan di sini, daripada nanti saya yg meneteskan air mata dan nggak jadi mosting :D
Hinggalah 5 tahun saya di Jogja...tradisi mudik ini berlanjut, dengan penambahan variasi kendaraan mudik yang saya tumpangi...Bus teman-teman. Selama 3 tahun awal di Jogja, 32 jam saya duduk di dalam bus. Melewati 5 provinsi di pulau Jawa, menyebrangi selat sunda menuju Lampung dan berlanjut menuju Palembang, lagi... 2 tahun berikutnya, berhubung adek saya mulai kuliah Jogja, saya kecipratan rejeki, canggih dikit mudik pakai pesawat. Maklum teman, anak bungsu. Hahaha :D

Dari proses panjang di Jogja inilah yg menyadarkan saya bahwa Idul Fitri itu tidak peduli mau kita rayakan dimana. Tidak terlalu penting jika kita ingin kumpul2 kembali dengan teman2 lama. Cukup satu teman, berkumpul dengan keluaga di hari raya adalah yg paling membahagiakan, yg paling dibutuhkan, yg harus disyukuri.

to be continued

Give Up

They might not know, I've given up so many things in my life. I gave up my love, and I might give up on my dreams too...I think I've...