Minggu, 26 Februari 2012

Sedikit coretan tentang pilkada di tanah kelahiran


Membaca awalan sebuah artikel dari kompasiana.com tentang pemilihan Gubernur di tanah kelahiran saya,


"Jika Hasil Quick Count tidak meleset Eko Maulana Ali akan menjabat kembali sebagai Gubernur Bangka Belitung. Dengan memperoleh suara hanya 32 persen, pemerintahan daerah yang nantinya terbentuk adalah sebuah pemerintahan minoritas. Pemerintahan yang hanya merepresentasikan 32 persen rakyat Bangka Belitung, sedangkan 68 persent sisanya tidaklah direpresentasikan oleh pemerintahan yang nantinya akan dibentuk. Mayoritas rakyat Babel sebenarnya ingin perubahan."

........

"30 persent Rakyat Babel lebih senang seorang gubernur yang memberi izin kapal isap dan dalam lima tahun pemerintahannya gagal mewujudkan janjinya untuk memperbaiki listrik yang sering padam di Bangka Belitung. Walau cuma 30 persent yang ingin pemerintahan EKO terus, tetapi ada 70 persent yang harus merelakan mimpinya melihat babel dipimpin pemimpin yang baru gigit jari "
***
Ah, saya tidak mengerti politik Bapak-bapak. Saya hanya seorang mahasiswa biasa yg juga biasa dikelilingi oleh yg namanya permainan politik busuk, entah itu hanya sekedar politik kampus bahkan politik di negeri ini yg benar-benar busuk! Saya hanya seorang rakyat jelata yg ingin negerinya ini dipimpin secara BERSIH oleh orang-orang yg bukan hanya mementingkan isi perutnya sendiri dan isi perut 'koloni-koloni' nya. Saya hanya seorang anak ingusan yg ingin bisa menuntut ilmu sebanyak-banyaknya dan melihat teman-teman saya yg lain yg lebih kurang beruntung untuk bisa mengenyam bangku sekolah, menikmati masa2 kuliah dan mendapat pekerjaan yg layak di negerinya sendiri, bukan menjadi babu di negeri orang, bahkan di negerinya sendiri!

Kebetulan saya sedang tidak berada di tanah kelahiran ketika tanggal 23 kemarin sedang ada 'pesta' yg katanya Demokrasi itu, untuk memilih pemimpin nomor 1 di tanah kelahiran saya tercinta, Bangka-Belitung. Jika pun berkesempatan memilih, entah siapa yg bisa benar2 dipercaya di antara Bapak-bapak sekalian yg PANTAS menjadi seorang Gubernur! Hei, Bapak-bapak yg kemarin menjadi calon, seberapa dalam kantong kalian sudah dirogoh untuk biaya kampanye dan 'LAIN-LAIN' kemarin? Hei pasangan Bapak yg kelak akan terpilih, seberapa banyak waktu yg kalian butuhkan untuk mengembalikan uang-uang kalian yg kemarin terkuras dalam kampanye???? Hei Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian yg menjadi pemimpin dan wakil rakyat Indonesia di manapun kalian berada, kapan kalian akan BENAR-BENAR menjadi pemimpin yg sakinah mawaddah warrahmah? #eh , maksud saya kapan kalian akan BENAR-BENAR menjadi pemimpin dan wakil rakyat yg 'merakyat', bukan 'memartai' atau 'menggolongan'???

Kembali ke pemilihan Gubernur di tanah kelahiran saya, beberapa hari sebelum pemilihan diadakan live debat calon di salah satu televisi swasta terkemuka. Saya tidak sempat menyaksikan dari awal, hanya segmen2 terakhir, dan apa yg ingin membuat saya terbahak-bahak adalah, omongan dari beberapa calon yg sangat standar, bahkan di bawah standar! Hei Bapak saya yg terhormat, saya juga bisa jika hanya berbicara 'angin' seperti itu, anak SD juga bisa! Dan satu hal lagi adalah tentang statement dari salah seorang calon yg mngatakan " Saya akan membersihkan praktek KKN di segala bidang, terutama dalam perekrutan pegawai pemerintahan". Halllooooooooo!!! Bapak saya yg ganteng, gak nyadar atau pura2 gak nyadar sih kalo' kemaren semasa jabatan bapak <ups, ketauan deh siapa -_- >, betapa maraknya itu yg namanya NEPOTISME dan ketimpangan2 di bidang pendidikan yg saya alami sendiri!

*ngucap* sabar Fa sabar.....

Saya hanya ingin tanah ini menjadi tanah yg memberikan kenyamanan dan keamanan bagi rakyatnya. Dimana setiap anak bisa tertawa dan bermain lepas tanpa memusingkan KEZALIMAN-KEZALIMAN yg mungkin akan dialaminya tanpa sadar oleh pemimpin  mereka. Dimana setiap anak bisa tumbuh menikmati tiap masa mereka dengan kejujuran. Yah, kejujuran, karena itulah kunci utama dalam setiap hal.

Akhir kata, saya yg tak berdaya ini hanya bisa berdo'a agar apa-apa yg Bapak-Ibu sekalian kerjakan selama ini mendapat HARGA atau BALASAN yg setimpal, entah itu di SURGA atau NERAKA. Karena pengadilan Allah lah seadil-adilnya pengadilan. Yah, hanya itu saja, terimakasih :)

*sebuah catatan saat galau*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Up

They might not know, I've given up so many things in my life. I gave up my love, and I might give up on my dreams too...I think I've...